Sekarang ini, beliau makin asyik dengan gubahan syair-syair terbarunya. Tak tanggung-tanggung, dalam masa bersamaan, beliau menulis syair dalam enam bahasa; Indonesia, Turki, Persia, Cina, Arab dan Spanyol. Wah, kebayang nggak sih? Memang sih, beliau 'keren abis' dalam kemampuan bahasa. Tak cukup itu, beliau pun sudah melirik-lirik bahasa Urdu karena beliau ingin syair-syairnya dinikmati juga oleh masyarakat India. Masya Allah.
Dalam menggarap syair-syairnya, SF tidak pernah mengabaikan norma dan kaidah syair-syair sesuai sumber asal bahasa yang dipakainya. Untuk mempermudah kinerjanya, SF tak sungkan browse berbagai situs bahasa dunia. Khusus bahasa Cina, selain browse, beliau juga punya rekan Tionghoa yang bisa diajaknya menyimak dan merevisi, kalo perlu- kanji-kanji Cina yang disusunnya. Tetapi, alih-alih mengubah atau memprotes, orang Tionghoa yang Sin Sei itu malah balik suka dan mengagumi syair SF. "Saya makin semangat menulis syair Cina," ungkap SF senang.
0 komentar:
Post a Comment